Multikulturalisme di Ujung Tanduk: Waspada Politik Sektarian
Negara multikultural adalah anugerah, tempat beragam identitas hidup berdampingan. Namun, di baliknya tersimpan potensi bahaya laten yang dapat menggerogoti fondasinya: politik sektarian. Praktik ini mengeksploitasi perbedaan identitas—seperti agama, etnis, atau golongan—untuk kepentingan politik, memecah belah persatuan demi meraih atau mempertahankan kekuasaan.
Bahayanya terletak pada kemampuannya mengikis fondasi kebersamaan. Politik sektarian mengubah fokus dari meritokrasi dan keadilan universal menjadi loyalitas sempit terhadap kelompok tertentu. Akibatnya, diskriminasi merajalela, konflik sosial mudah tersulut, dan stabilitas nasional terancam. Ia adalah ‘bara dalam sekam’ yang siap membakar harmoni jika tak diwaspadai, mengubah keberagaman dari kekuatan menjadi sumber perpecahan.
Untuk menjaga keutuhan bangsa majemuk, diperlukan komitmen kuat pada nilai-nilai inklusivitas. Pemerintah harus memastikan keadilan dan kesetaraan bagi semua warga tanpa memandang latar belakang. Masyarakat perlu terus dididik tentang toleransi, dialog antar-identitas, dan pentingnya mengutamakan identitas kebangsaan di atas identitas parsial.
Politik sektarian adalah musuh sejati keberagaman. Hanya dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, kita dapat memastikan multikulturalisme tetap menjadi kekuatan, bukan kelemahan, bangsa.








