Panggung Digital, Dalang Tak Terlihat: Menguak Peran Buzzer Politik
Dalam lanskap politik kontemporer, muncul sosok yang kerap luput dari perhatian namun memiliki dampak signifikan: buzzer politik. Mereka adalah individu atau kelompok yang secara terkoordinir menyebarkan pesan politik di media sosial, dengan tujuan membentuk, menggiring, atau memanipulasi opini publik.
Peran utama buzzer politik adalah sebagai megafon digital. Mereka aktif memviralkan isu, menyerang lawan politik, memuji figur tertentu, atau menyebarkan narasi yang menguntungkan klien/partainya. Dengan memanfaatkan algoritma media sosial dan jaringan akun-akun yang terorganisir (baik asli maupun palsu/bot), mereka menciptakan kesan bahwa suatu isu atau pandangan adalah dominan, padahal bisa jadi itu hanya rekayasa.
Dampak buzzer terhadap opini publik sangat nyata. Mereka mampu membentuk persepsi, menggiring preferensi pemilih, dan bahkan memicu polarisasi. Informasi yang disajikan seringkali bersifat bias, selektif, atau bahkan disinformasi, yang pada gilirannya dapat mengikis kepercayaan publik terhadap berita dan institusi. Opini publik yang seharusnya terbentuk dari diskursus sehat dan fakta, rentan terkontaminasi oleh arus informasi yang direkayasa.
Memahami peran buzzer politik bukan untuk meniadakan keberadaan mereka, melainkan untuk membekali diri dengan sikap kritis. Di era digital ini, literasi media dan kemampuan memilah informasi menjadi kunci utama agar kita tidak mudah terpengaruh oleh ‘dalang-dalang tak terlihat’ di balik layar. Opini publik yang sehat adalah fondasi demokrasi yang kuat.








