Berita  

Konferensi Logam Indonesia 2026 Bahas Hilirisasi Bauksit dan Transformasi Industri Tambang

Jakarta, 7 November 2025 — Pemerintah Indonesia bersama pelaku industri tambang nasional dan global tengah bersiap menyambut Konferensi Logam Indonesia 2026, sebuah ajang strategis yang akan menyoroti isu hilirisasi mineral, terutama bauksit, serta langkah-langkah transformasi menuju industri tambang berkelanjutan. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada kuartal pertama 2026 di Jakarta Convention Center, dengan tema besar “Menata Masa Depan Logam Nusantara: Hilirisasi, Inovasi, dan Keberlanjutan.”

Fokus Utama: Hilirisasi Bauksit dan Nilai Tambah Ekonomi

Salah satu topik paling penting dalam konferensi ini adalah hilirisasi bauksit, yang menjadi fokus utama pemerintah dalam memperkuat kemandirian sektor industri logam. Sejak diberlakukannya kebijakan larangan ekspor bijih mentah, Indonesia terus mendorong investasi di sektor pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dijadwalkan membuka acara dengan paparan tentang capaian pembangunan smelter bauksit di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau. Menurut data Kementerian ESDM, hingga akhir 2025 sudah terdapat lebih dari 10 proyek smelter bauksit yang hampir rampung dengan kapasitas produksi mencapai jutaan ton alumina per tahun.

Langkah ini diharapkan mampu mengoptimalkan nilai tambah ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing industri logam Indonesia di pasar global. Selain itu, pemerintah juga menargetkan agar hasil hilirisasi mampu menopang sektor manufaktur, energi terbarukan, dan kendaraan listrik yang tengah berkembang pesat.

Transformasi Industri Tambang Menuju Keberlanjutan

Selain hilirisasi, transformasi industri tambang menuju keberlanjutan juga menjadi perhatian utama dalam konferensi ini. Sejumlah perusahaan tambang besar, baik BUMN maupun swasta, akan mempresentasikan strategi dekarbonisasi mereka melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan, efisiensi energi, serta digitalisasi proses tambang.

Topik seperti green mining, carbon capture, dan penggunaan energi terbarukan di lokasi tambang akan menjadi bagian dari diskusi panel utama. Pemerintah berharap, melalui forum ini, pelaku industri dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk memastikan kegiatan tambang tidak hanya produktif tetapi juga berwawasan lingkungan.

Dalam sesi khusus, juga akan dibahas inisiatif penggunaan logam hasil hilirisasi untuk mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik (EV) nasional. Indonesia, yang memiliki cadangan nikel dan bauksit terbesar di dunia, berpotensi menjadi pusat produksi material baterai global jika strategi hilirisasi dijalankan secara konsisten.

Dukungan Investor dan Kolaborasi Internasional

Konferensi Logam Indonesia 2026 akan menghadirkan lebih dari 1.000 peserta dari berbagai negara, termasuk investor, pakar industri, lembaga riset, serta organisasi internasional. Negara mitra seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia diperkirakan akan berpartisipasi aktif melalui pameran teknologi serta kerja sama penelitian.

Forum bisnis (business matching) juga akan digelar untuk mempertemukan pelaku usaha domestik dengan calon mitra global, membuka peluang investasi baru di sektor logam, pengolahan mineral, hingga energi terbarukan.

Mendorong Kemandirian dan Daya Saing Nasional

Dengan agenda yang komprehensif, Konferensi Logam Indonesia 2026 diharapkan menjadi momentum penting dalam mempercepat transformasi industri tambang Indonesia. Melalui hilirisasi bauksit dan penerapan prinsip keberlanjutan, Indonesia bertekad menjadi pemain utama dalam rantai pasok logam dunia yang berkelanjutan.

Langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan industri tambang modern, berdaya saing tinggi, dan ramah lingkungan — sejalan dengan visi pembangunan hijau dan ekonomi berkelanjutan menuju 2045.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *