Bagaimana Politik Menggiring Narasi dalam Dunia Pendidikan

Papan Tulis Ideologi: Bagaimana Politik Mengukir Narasi Pendidikan

Pendidikan sering dianggap sebagai ranah netral, tempat ilmu murni ditransfer dan kebenaran objektif diajarkan. Namun, di balik dinding kelas dan lembar kurikulum, politik bekerja tak kasat mata, menggiring dan mengukir narasi yang akan membentuk pikiran generasi.

Politik bukan sekadar memengaruhi anggaran atau infrastruktur pendidikan. Lebih dalam dari itu, ia merumuskan apa yang dianggap penting untuk diajarkan, bagaimana sejarah diceritakan, nilai-nilai apa yang harus diinternalisasi, bahkan visi masa depan seperti apa yang perlu ditanamkan kepada anak bangsa. Partai politik, kelompok kepentingan, atau bahkan ideologi dominan pemerintah, menggunakan pendidikan sebagai instrumen vital untuk menanamkan pandangan dunia mereka.

Mekanismenya beragam: mulai dari penyusunan kurikulum yang menekankan mata pelajaran tertentu (misalnya, STEM untuk visi ekonomi, atau sejarah versi tunggal untuk identitas nasional), pemilihan buku teks yang condong pada interpretasi tertentu, hingga penunjukan pejabat tinggi pendidikan yang sejalan dengan agenda politik berkuasa. Bahkan, narasi tentang "kebaikan" dan "keburukan", "patriotisme" atau "radikalisme" bisa dibingkai sedemikian rupa melalui sistem pendidikan.

Dengan demikian, pendidikan bukan hanya proses transfer pengetahuan, melainkan proyek pembentukan kesadaran dan pandangan dunia yang sangat dipengaruhi oleh dinamika kekuasaan dan ambisi politik. Memahami hal ini krusial agar masyarakat, terutama peserta didik, mampu bersikap kritis terhadap narasi yang disajikan, tidak sekadar menelan tanpa mencerna agenda tersembunyi di baliknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *