Arah Pembangunan Daerah: Dalam Genggaman Elite Politik
Pembangunan daerah seharusnya mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakatnya. Namun, tak jarang arah dan prioritas pembangunan justru ditentukan oleh elite politik yang berkuasa, seolah-olah daerah berada dalam genggaman mereka.
Pengendalian ini dilakukan melalui berbagai mekanisme. Pertama, penyusunan kebijakan dan regulasi. Elite politik, baik di eksekutif maupun legislatif, memiliki kekuatan untuk merancang undang-undang atau peraturan daerah yang menguntungkan kepentingan kelompok atau jaringan mereka, seringkali berkedok "percepatan pembangunan."
Kedua, alokasi anggaran dan proyek strategis. Dana pembangunan yang besar kerap diarahkan ke sektor atau proyek tertentu yang memberikan keuntungan ekonomi atau politik bagi elite tersebut dan kroni-kroninya. Proyek infrastruktur besar, misalnya, bisa menjadi alat untuk memperkaya diri atau mengamankan dukungan politik.
Ketiga, pemanfaatan jaringan dan informasi. Dengan akses ke informasi eksklusif dan jaringan kekuasaan yang kuat, elite politik dapat memanipulasi tender, menguasai lahan, atau mengarahkan investasi ke area yang mereka inginkan, mengabaikan potensi atau kebutuhan lain yang lebih mendesak bagi publik.
Dampaknya, pembangunan daerah bisa menjadi tidak merata, hanya menguntungkan segelintir pihak, dan mengabaikan prinsip keadilan serta keberlanjutan. Kepentingan masyarakat luas seringkali terpinggirkan oleh agenda tersembunyi para penguasa. Untuk mengembalikan pembangunan ke jalurnya, diperlukan partisipasi aktif masyarakat, transparansi anggaran, dan akuntabilitas yang ketat dari para elite politik.








