Berita  

Industri Nasional Tumbuh Positif di Kuartal III 2025, Sektor Tambang Masih Lesu

Pertumbuhan industri nasional Indonesia pada kuartal III tahun 2025 menunjukkan tren positif di tengah tantangan ekonomi global yang masih bergejolak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan signifikan, terutama didorong oleh peningkatan ekspor manufaktur, konsumsi domestik yang kuat, serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, di sisi lain, sektor pertambangan masih mengalami perlambatan akibat turunnya harga komoditas global dan lemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama.

Pertumbuhan Industri Pengolahan Dorong Ekonomi Nasional

Sektor industri pengolahan nonmigas menjadi motor utama penggerak ekonomi pada kuartal III 2025. Industri makanan dan minuman, otomotif, serta kimia dasar mengalami peningkatan permintaan, baik dari pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pertumbuhan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong hilirisasi industri dan substitusi impor.

Kementerian Perindustrian mencatat, subsektor makanan dan minuman tumbuh sekitar 6,8% secara tahunan (year-on-year), sedangkan industri otomotif meningkat 5,2% berkat tingginya penjualan kendaraan listrik dan komponen baterai domestik. Selain itu, program Made in Indonesia 2030 juga berkontribusi besar dalam memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.

Hilirisasi Jadi Kunci Daya Tahan Ekonomi

Keberhasilan hilirisasi di sektor nikel dan logam dasar turut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri nasional. Proyek smelter baru di beberapa daerah seperti Sulawesi dan Maluku mulai beroperasi penuh, meningkatkan nilai tambah produk ekspor. Pemerintah juga mempercepat pembangunan kawasan industri terpadu untuk memperkuat rantai pasok dalam negeri, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah tetapi juga produk bernilai tinggi.

Namun, tantangan tetap ada. Banyak perusahaan menghadapi kenaikan biaya energi dan bahan baku, terutama akibat fluktuasi harga minyak dunia. Meski demikian, kebijakan insentif pajak dan kemudahan perizinan investasi berhasil menjaga arus modal asing masuk ke sektor industri pengolahan.

Sektor Tambang Masih Lesu Akibat Harga Komoditas Turun

Berbeda dengan sektor manufaktur, industri pertambangan masih menghadapi tekanan berat. Harga batu bara, nikel, dan tembaga turun antara 8% hingga 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pelemahan ini dipicu oleh berkurangnya permintaan dari Tiongkok dan India, dua pasar utama komoditas tambang Indonesia.

Produksi batu bara nasional bahkan mengalami kontraksi 2,4% karena sebagian perusahaan menahan ekspansi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga. Sementara itu, sektor minyak dan gas juga belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan akibat turunnya investasi eksplorasi.

Meski demikian, pemerintah optimistis sektor ini akan kembali pulih pada 2026 dengan strategi diversifikasi komoditas dan peningkatan efisiensi produksi. Upaya transisi energi ke sumber terbarukan juga diharapkan menciptakan peluang baru di sektor mineral kritis seperti lithium dan tembaga.

Prospek Positif Menjelang Akhir Tahun

Menjelang kuartal IV 2025, prospek industri nasional diperkirakan tetap cerah. Permintaan domestik meningkat seiring dengan stabilnya inflasi dan membaiknya daya beli masyarakat. Selain itu, peningkatan ekspor nonmigas menunjukkan bahwa Indonesia mulai berhasil memperluas pasar ke kawasan Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika.

Pemerintah juga terus memperkuat kebijakan industri berkelanjutan dengan mendorong penerapan teknologi hijau dan digitalisasi pabrik. Transformasi menuju Industry 4.0 menjadi langkah strategis agar sektor manufaktur Indonesia tidak tertinggal dari negara pesaing di Asia Tenggara.

Secara keseluruhan, kinerja industri nasional pada kuartal III 2025 mencerminkan arah positif menuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Meski sektor pertambangan masih tertinggal, fondasi pertumbuhan industri pengolahan yang kuat memberi harapan besar bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada akhir tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *