Keributan di Acara Pernikahan Kolaka Berujung Tragis, Satu Orang Tewas Ditikam

Kolaka, Sulawesi Tenggara — Sebuah pesta pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi tragedi berdarah. Pada Sabtu malam (1/11/2025), sebuah keributan pecah di tengah acara pernikahan di Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka. Insiden tersebut berakhir tragis setelah seorang tamu undangan berinisial AR (28) tewas akibat luka tusukan di bagian dada.

Menurut keterangan saksi mata, keributan bermula dari adu mulut antara dua kelompok tamu yang diduga dipicu oleh kesalahpahaman terkait minuman keras. Awalnya suasana masih bisa dikendalikan oleh pihak keluarga, namun emosi yang memuncak membuat salah satu pelaku mengeluarkan senjata tajam dan langsung menyerang korban.

“Awalnya mereka cuma saling dorong dan teriak-teriak. Tiba-tiba ada yang cabut badik, terus langsung tusuk korban,” ujar Rudi (35), salah satu tamu yang berada di lokasi kejadian.

Korban sempat dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong karena luka yang cukup parah di bagian dada kiri. Sementara itu, pelaku yang diketahui berinisial AM (30) langsung melarikan diri usai melakukan penusukan.

Polisi Turun Tangan

Kepolisian Resor Kolaka segera turun ke lokasi kejadian setelah menerima laporan dari warga. Kapolres Kolaka, AKBP Hendra Setiawan, membenarkan adanya peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya tengah memburu pelaku yang kabur.

“Kami sudah mengantongi identitas pelaku. Tim gabungan dari Polres dan Polsek Watubangga saat ini melakukan pengejaran. Kami juga mengimbau pelaku untuk menyerahkan diri demi proses hukum yang berjalan baik,” jelas AKBP Hendra kepada wartawan, Minggu pagi (2/11).

Polisi juga telah mengamankan beberapa barang bukti di lokasi, termasuk sebilah badik yang diduga digunakan untuk menikam korban. Selain itu, sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk memperjelas kronologi kejadian.

Duka Mendalam Bagi Keluarga

Keluarga korban tidak menyangka pesta pernikahan yang semula dirancang dengan penuh sukacita berubah menjadi duka mendalam. Ibu korban tampak histeris saat jenazah tiba di rumah duka di Desa Toari, Kolaka.

“Anakku datang cuma mau bantu acara, tapi malah pulang dalam peti,” ujar ibunda korban dengan tangis yang tak terbendung.

Warga sekitar juga menyesalkan peristiwa tersebut, mengingat acara pernikahan seharusnya menjadi ajang silaturahmi dan kebahagiaan, bukan ajang permusuhan. Mereka berharap aparat kepolisian dapat segera menangkap pelaku dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.

Pelajaran dari Tragedi Kolaka

Tragedi ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat akan pentingnya menjaga ketertiban dan menahan emosi di acara publik. Terlebih lagi, penggunaan minuman keras sering kali menjadi pemicu utama keributan di berbagai kegiatan sosial.

Pihak kepolisian Kolaka juga berencana memperketat pengawasan terhadap izin pesta yang melibatkan hiburan malam dan minuman keras. Tujuannya agar insiden serupa tidak terulang di kemudian hari.

“Kami akan meningkatkan patroli dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak membawa senjata tajam maupun mengonsumsi alkohol berlebihan di acara umum,” tambah AKBP Hendra.

Kesimpulan

Kasus penusukan di acara pernikahan Kolaka ini menjadi tragedi yang mengguncang masyarakat setempat. Dari pesta penuh tawa berubah menjadi malam penuh tangis dan duka. Satu nyawa melayang, dan satu keluarga kehilangan anggota tercintanya hanya karena emosi yang tak terkendali.

Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam bersosialisasi dan menjaga keamanan bersama. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran agar setiap perayaan tetap berjalan dengan damai tanpa harus berujung pada kekerasan dan kehilangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *